Serangan Udara dari India dan Reaksi dari Pakistan
Pada tanggal 7 Mei 2025, India melakukan serangkaian serangan udara yang dikenal sebagai Operasi Sindoor, menargetkan sembilan lokasi di wilayah Kashmir yang berada di bawah pengelolaan Pakistan serta provinsi Punjab. Dalam serangan ini, India menggunakan pesawat tempur Rafale dan rudal SCALP, dengan klaim bahwa sasaran mereka adalah infrastruktur yang terkait dengan kelompok teroris seperti Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba. Pakistan kemudian membalas dengan serangan, termasuk pemanfaatan drone dan peluru kendali, namun sebagian besar dari serangan tersebut berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara India.
Gencatan Senjata yang Tidak Stabil
Usai serangan tersebut, kedua negara sepakat untuk menghentikan tembakan pada 10 Mei 2025, sebuah keputusan yang dipengaruhi oleh tekanan internasional, termasuk dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, pada 11 Mei, laporan menyatakan bahwa gencatan senjata ini sangat rentan, dengan masing-masing pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.

Ketegangan di Sungai Chenab
Sebelumnya, pada 23 April 2025, India mengumumkan penghentian sementara Perjanjian Air Indus, yang mengatur distribusi air Sungai Chenab. Tindakan ini menyebabkan aliran air ke Pakistan menurun hingga 90%, yang membuat Pakistan menuduh India melakukan “blokade air. ” Mereka memperingatkan bahwa tindakan ini bisa dianggap sebagai provokasi serius dan dapat memicu kembali ketegangan yang lebih besar.
Latihan Militer India
Pada 25 April 2025, India menyelenggarakan latihan militer berskala besar bernama Latihan Aakraman, yang melibatkan pesawat tempur Rafale dan Su-30MKI. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan operasional serta kemampuan ofensif Angkatan Udara India, sambil memperkuat koordinasi antar cabang militer.